Kamis, 07 April 2011

Kepribadian


Kepribadian menurut (Engel,.et al, 1995) adalah respon konsisten terhadap rangsangan lingkungan. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) kepribadian adalah karakteristik psikologis yang ada pada manusia. Kepribadian menurut Sumarwan (2003) adalah perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia, perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan cirri unik dari masing-masing individu. Perbedaan dalam kepribadian konsumen akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih atau membeli produk karena konsumen akan membeli barang yang sesuai dengan kepribadiannya. Faktor pembentuk kepribadian yaitu keturunan, lingkungan, dan situasi. Karakteristik kepribadian (Sumarwan, 2003) kepribadian itu menggambarkan perbedaan individu, menunjukkan konsistensi dan berlangsung lama serta dapat berubah.

Teori kepribadian
1.      Kepribadian Freud : Kebutuhan yang tidak disadari/dorongan dari dalam diri manusia adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia.   
a.       Id
Id adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir yang mendorong munculnya kebutuhan fisiologis. Id menggambarkan kebutuhan biologis manusia akan makan, minum dan seks. Unsur ini akan mendorong manusia untuk melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya tanpa memperhatikan konsekuensinya.
b.      Superego
Superego adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma social, etika dan nilai-nilai masyarakat. Superego menyebabkan manusia memperhatikan apa yang baik dan apa yang buruk bagi suatu masyarakat dan perilakunya disesuaikan dengan apa yang baik menurut lingkungan sosialnya. Unsur ini bekerja dapat menekan unsure Id.
c.       Ego
Ego adalah unsur yang disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego ini berfungsi menjadi penengah antara Id dan superego. Ego berusaha menyeimbangkan apa yang ingin dipenuhi oleh Id dan apa yang dituntut oleh superego agar sesuai dengan norma social.
Teori Freud dan Pemasaran
Beberapa periklanan yang menonjolkan unsur sensual dari wanita dan pria dalam iklan tersebut, dengan harapan dapat menarik perhatian konsumen untuk menyukai iklan tersebut. Namun dilain pihak, banyak pemerhati iklan dan kaum terdidik yang mulai resah dengan iklan tersebut, karena dianggap melecehkan martabat dan kehormatan. Reaksi tersebut merupakan hal yang wajar karena pada diri manusia terdapat unsure ego dan superego. Superego yang kuat pada pemerhati iklan mendorong mereka mempertimbangkan norma-norma dan etika serta nilai-nilai agama sebagai landasan perilakunya, karena mereka sangat tidak setuju dengan iklan-iklan yang menonjolkan aspek sensual.
2.      Kepribadian Neo-Freud
Teori Neo-Freud merupakan kombinasi dari social dan psikologi. Teori ini menyatakan bahwa hubungan social adalah factor dominan dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia.  Teori ini juga menekankan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dan tujuannya. Menurut pakar psikologis Horney rasa khawatir pada diri manusia sebagai dampak dari hubungan antara orang tua dan anak. Ia juga mengemukakan model kepribadian atas tiga kategori :
a.       Compliant
Adalah kepribadian yang dicirikan karena adanya ketergantungan seseorang kepada orang lain. Seseorang dengan kepribadian ini akan selalu mendekat dengan orang sekelilingnya karena menginginkan orang lain untuk menyayangi, menghargai dan menghormatinya.
b.      Aggressive
Adalah kepribadian yang dicirikan adanya motivasi untuk memperoleh kekuasaan. Orang dengan kepribadian ini cenderung berlawanan dengan orang lain, selalu ingin dipuji dan cenderung memisahkan diri dari orang lain.
c.       Detached
Adalah kepribadian yang dicirikan selalu ingin bebas, mandiri, mengandalkan diri sendiri, dan ingin bebas dari berbagai kewajiban. Orang dengan kepribadian ini cenderung menghindari diri dari orang lain.

3.      Kepribadian Ciri
Teori ini mengklasifikasikan manusia ke dalam karakteristik atau sifat atau cirinya yang paling menonjol. Menurut Schiffman dan Kanuk kepribadian cirri adalah sifat atau karakteristik yang membedakan antara satu individu dengan individu lain, yang bersifat permanen dan konsisten. Para pemasar menggunakan konsep kepribadian ciri untuk mengkomunikasikan produknya sehingga memiliki positioning sesuai kepribasian konsumen yang dituju.
Gaya Hidup
Menurut Engel,.et al (1995) gaya hidup adalah pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Gaya hidup menurut Sumarwan (2003) adalah perilaku seseorang yang bagaimana ia hidup, menggunakan uang dan memanfaatkan waktunya. Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan cepat berubah, seringkali digambarkan dengan dengan kegiatan minat dan opini dari seseorang.
\
Psikografik
Analisis psikografik adalah suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Pendekatan ini sering digunakan produsen dalam mempromosikan produknya.
Dogmatisme
Dogmatisme adalah sebuah kepribadian cirri yang mengukur tingkat kekakuan seseorang dalam menerima segala sesuatu yang tidak dikenal atau menerima informasi yang bertentangan dengan kepercayaaan yang dimiliki. Konsumen yang memiliki tingkat domastisme tinggi akan menerima segala sesuatu yang tidak dikenalnya dengan kecurigaan, tidak yakin dan merasa tidak menyenangkan dan cenderung memilih produk yang bermerek. Sedangkan konsumen yang memiliki tingkat dogmatisme rendah akan menyukai produk-produk baru yang inovatif.

Memahami Konsumen

Di era globalisasi dan pasar bebas, berbagai jenis barang dan jasa dengan ratusan merek membanjiri pasar Indonesia. Persaingan antar merekpun semakin tajam untuk merebut konsumen. Konsumen akan menggunakan berbagai criteria dalam membeli produk dan merek tertentu. Diantaranya adalah ia akan membeli produk yang sesuai kebutuhannya, seleranya, dan daya belinya. Konsumen tentu akan memilih produk yang bermutu tinggi dengan harga yang lebih murah. Oleh karena itu pemasar perlu memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil keputusan, sehingga pemasar dapat memproduksi sebuah produk dan jasa sesuai kebutuhan konsumen.
A.    Konsumen
Menurut UU RI No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Sumarwan (2002), konsumen sering diartikan sebagai dua jenis, yaitu :
1.      Konsumen individu
Konsumen individu adalah konsumen yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi sendiri.  Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, seperti kosmetik; anggota keluarga yang lain, seperti susu formula bayi; atau digunakan oleh seluruh anggota keluarga, seperti TV, furniture,rumah; juga membeli barang dan jasa untuk hadiah teman, saudara atau orang lain. Tanpa konsumen individu, produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan tidak mungkin bisa laku terjual. Konsumen individu langsung mempengaruhi kemajuan dan kemunduran perusahaan. Konsumen individu adalah tulang punggung perekonomian nasional. Barang dan jasa yang dibeli dan langsung digunakan oleh individu adalah “pemakai akhir” atau “konsumen akhir”.  
Konsumen akhir dari suatu produk yang dipasarkan dapat dikelompokkan ke dalam empat variable segmentasi utama, yaitu segmentasi geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Berdasarkan segmentasi geografis, konsumen akhir dapat dikelompokkan ke dalam unit-unit geografis yang berbeda seperti wilayah, propinsi, kota atau lingkungan rumah tangga. Dalam segmentasi demografis, konsumen dikelompokkan berdasarkan perbedaan umur, jenis kelamin, suku, latar belakang pendidikan dan pekerjaan serta kelas social. Secara psikografis, konsumen akhir dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup dan latar belakang penghasilan. Pengelompokkan konsumen berdasaran pengetahuan, sikap, tingkat pemakaian, status kesetiaan, manfaat dan tahap kesiapan pembelian merupakan pengelompokkan berdasarkan segmentasi perilaku (Kotler, 2002).
2.      Konsumen organisasi
Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga social, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit) yang membeli barang dan jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. Seperti pabrik roti yang membeli tepung terigu untuk membuat dan menjual produk rotinya.

B.     Perilaku Konsumen
Menurut Engel, et al (1994) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994), perilaku konsumen adalah perilaku yang memperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Sumarwan (2002), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa serta kegiatan mengevaluasi.
Pentingnya mempelajari perilaku konsumen :
a.       Pemasar
Dengan mengerti perilaku konsumen para pemasar akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai dan mampu bersaing lebih baik.
b.      Pendidikan dan Perlindungan Konsumen
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia merupakan suatu lembaga yang mendidik dan melindungi konsumen dari praktik-praktik yang merugikan konsumen. YLKI mendidik konsumen dengan memberikan informasi sebanyak-banyaknya dan sebenar-benarnya agar konsumen dapat mengidentifikasi adanya penipuan dan kecurangan dalam transaksi oleh produsen atau toko juga dapat memilih yang terbaik untuk dirinya.